Metode Tsaqifa Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an

 Abstrak

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan implementasi metode Tsaqifa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di Mualaf Center Kota Subulussalam, dengan mengkaji bagaimana penerapan metode tersebut. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini melalui observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan metode Tsaqifa diimplementasikan secara klasikal, mengenalkan bunyi huruf hijaiyah, dengan rumus NA MA SA YA MA LA RO SA.  Sistematika metode Tsaqifa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an melalui 5 kali pertemuan. Metode Tsaqifa memiliki kelebihan yaitu mudah diterapkan  kepada orang dewasa meski dari nol. Implementasi metode Tsaqifa pengaruh positif” antara Metode Tsaqifa terhadap kemampuan membaca Alquran

A.  Pendahuluan

Umat Islam memiliki kewajiban untuk mempelajari Al-Qur’an karena untuk memahami dan mengamalkan Islam dengan baik, bermula dari sejauh mana pemahaman tentang Al-Qur’an itu sendiri, karena terkait langsung dengan ibadah keseharian.

Berdasarkan indeks Literasi Al Quran pada tahun 2023 diperoleh bahwa skor signifikan.[1] Meski menunjukkan tren positif, Dirjen tetap merekomendasikan peningkatan indikator-indikator yang masih rendah, seperti membaca Al-Quran dengan lancar sesuai dengan kaidah tajwid dasar tanpa kesalahan. Rekomendasi ini merujuk kepada perintah mempelajari

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya atau lebih dari (seperdua) itu. Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan[2]

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa membaca dengan tartil yakni membaca pelan-pelan dan memperhatikan tajwidnya.[3] Oleh karena itu kaum muslimin dituntut untuk bisa membaca dan selalu membaca Al-Qur'an. Namun dikalangan masyarakat muslim tidak semua mampu membaca Al-Qur’an yakni mualaf.

Mualaf adalah orang yang baru memasuki agama Islam,[4] seseorang yang melakukan konversi agama dan masih dalam keadaan iman yang lemah serta kurang pengetahuan terhadap Islam. orang yang baru masuk Islam disebut sebagai orang yang mengalami perubahan keyakinan dengan masuk kedalam agama Islam.

Agar memudahkan dalam proses belajar membaca Al-Qur’an, maka dibutuhkan sebuah metode proses pembelajaran Al-Qur'an bagi ibu-ibu mualaf, dikarenakkan adanya tantangan yang dihadapi dalam belajar. Selain harus mengatasi hambatan bahasa dan budaya, mereka juga sering kali memiliki keterbatasan waktu dan akses terhadap sumber daya pembelajaran yang sesuai. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk memahami dan membaca Al-Qur'an dengan baik. Untuk itu, penulis merekomendasikan sebuah metode bacaan Al-Qur’an agar memudahkan untuk bisa membaca alqur’an.

Di Indonesia sendiri sangat beragam metode pengajaran Al-Quran.sehingga semakin  terbuka  pilihan  metode  yang  cocok untuk belajar membaca Al-Quran dengan cepat dan benar. antara lain: metode IQRA, Al-Baghdadi, UMMI, Al-Barqy, Tilawati, Qiro’ati dan masih banyak metode lain yang bisa digunakan dalam belajar baca Al-Qur’an. Di kelompok belajar ibu-ibu mualaf ini di ajarkan metode Tsaqifa.[5]

Metode Tsaqifa adalah Sebuah metode alternatif pembelajaran baca tulis al-Qur‟an yang sedang berkembang di Indonesia, sebagai salah satu alternatif metode untuk mengatasi buta huruf al-Qur‟an dikalangan umat islam. Keterbatasan ibu-ibu mualaf sejalan dengan keadaan waktu mereka belajar mengajinya hanya sekali sepekan.  pembelajaran Al-Qur’an kepada Ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah, selain faktor usia juga padatnya kesibukan yang dijalaninya, oleh sebab itu perlu adanya metode yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Ibu rumah tangga di Mualaf Center Kota Subulussalam.

Berdasarkan demikian, peneliti merasa sangat perlu untuk mengkaji model   pembelajaran Al-Quran yang diajarkan Pada Ibu Ibu Mualaf Center Kota Subulussalam. Untuk itu berdasarkan latar belakang permasalahan di atas menjadi menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul “Metode Tsaqifa Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Pada Ibu Ibu Mualaf Center Kota Subulussalam”

Penelitian terdahulu oleh Siti Aminah dkk, dengan judul Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Bagi Orang Lansia di Padukuhan Tritis metode belajar; Talqin, ceramah, latuhan pengulangan, dan  penugasan penelitian ini dilaksanakan terhadap lansia. Penelitian selanjutnya Metode Al-Barqy dalam Proses Pembelajaran Al-Qur’an bagi Ibu-Ibu di Majelis Taklim As-Sakinah MTKD Cibeunying Kaler Kota Bandung. Penelitian kedua tentang Metode Al-Barqy merupakan salah satu metode membaca Al-Qur’an yang tercepat metode anti lupa dan metode yang paling efektif dan efisien  pengajarannya  menurut  sebagaian  penggunanya.

Selanjutnya penelitian ketiga tentang Penerapan Metode Tilawati  Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Pada Anak  Usia Dini Di Kb Taam Adinda Menganti Gresik penelitian ini dilakukan kepada anak usia dini dengan pendekatan yang diterapkan dalam  pembelajaran  membaca  Al-Qur’an  menggunakan  metode  tilawati  pada  siswa  KB. Untuk itu penelitian ini dilaksankan dengan metode tsaqifa dan diperuntukkan keppada ibu-ibu.

Penelitian keempat oleh Maulana Probo Darul dkk, tentang Implementasi Metode Tsaqifa Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Di Pesantren Lansia Nurul Iman metode Tsaqifa merupakan bagian dari metode pembelajaran Al-Qur’an aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Penggunaan metode tsaqifa ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan membaca Al-Qur’an pada ibu-ibu mualaf di Kota Subulussalam.

Metode penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif. Menurut Anslem Strauss, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.[6] Penelitian natural atau alamiah adalah jenis penelitian dengan mengutamakan penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data deskriptif. Hasil yang diperoleh memaparkan mengenai analisis penelitian yang berfokus pada pengamatan pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an pada ibu-ibu mualaf center kota Subulussalam dengan metode “Tsaqifa” Subjek dalam penelitian ini adalah ustadz anton sebagai pengajar di Mualaf Center.

Teknik dalam analisis data pada penelitian ini mengenakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode observasi adalah proses pengamatan sistematis dari aktivitas manusia berlangsung secara terus menerus dari lokus aktivitas bersifat alami untuk menghasilkan fakta, metode wawancara ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti, mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden lalu hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian, dan metode dokumentasi pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian secara terstruktur yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

 

B. Mualaf Center Subulusssalam

Mualaf adalah orang yang baru masuk kedalam agama Islam, baik dari kalangan laki-laki maupun kalangan perempuan.[7] Yayasan mualaf center kota Subulussalam menjadi pusat pembinaan diwilayah perbatasan Aceh dan Sumatera Utara. Pemusatan ini agar memudahkan para mualaf yang akan dibina Ketika menjadi seorang muslim. Ini menjadi salahsatu keunggulan dalam memanajemen mualaf agar terkoordinir.[8]

Materi pembinaan di mualaf center meliuti rukun iman, rukun islam, fikih dan belajar alqur’an, belajar tatacara shalat. Saat ini terdapat 12 kepala keluarga yang tinggal di komplek ini. Sedangkan pembinaan bagi mualaf diluar komplek maka diadakan setiap ahad.

Mualaf center merupakan Lembaga organisasi nirlaba yang didalamnyya perlu pembinaan terhadap para mualaf. Karakteristik mualaf center sebagai organisasi nirlaba bersifat terorganisir, mengelola dirinya sendiri, tidak melakukan distribusi pendapatan kepada anggotanya, serta memiliki partisipasi yang bersifat sukarela. Mualaf center merupakan pusat berkumpulnya dalam suatu wadah ppembinaan dan permberdayaan khusunya dibidang agama. Pemusatan ini sebagai inisiatif  untuk mempermudah membimbingan agar senantiasa istiqamah pada agama barunya.

Mualaf center Subulusssalam yang terletak didesa Suka Makmur menjadi satu-satunya pusat pembinaan mualaf didaerah perbatasan aceh dengan Sumatera Uatara. 25 KK yang berdomisili di lingkungan komplek Mualaf Center.

Sejarah pendirian mualaf center pada tahun 2017 dengan nama Lembaga Pembinaan Mualaf dan anak yatim. Latar belakang historis pendirian dari meninggalnya seorang mualaf yang pelaksaan tazhizul mayyit tidaak berdasar syariat dilaksanakan oleh saudaranya nonmuslim. Berangkat dari permasalahan ini  makanya ketua mualaf center berinisiatif mendirikan mualaf center.

Mualaf center didirikan dengan latar belakang ketika para mualaf yang telah bersyahadat namun lepas dan Kembali menadi non islam tanpa adanya pemberdayaan. Para mualaf hanya sebatas berubah status menjadi muslim, tanpa pembinaan mental spiritualnya. Profil para mualaf hampir rata-rata masuk agama Islam adalah karena perkawinan ataupun ikut keluarga. Untuk kondisi ekonomi para mualaf masih kurang baik dikarenakan banyak para mualaf yang tidak ada pekerjaan tetap. Untuk pendidikan para mualaf sendiri rata-rata hanya sampai SMP. Selain itu para mualaf yang tinggal di lingkungan mualaf center rata-rata adalah orang yang merantau tidak ada yang asli Subulussalam. Sedangkan untuk reaksi dari keluarga para mualaf sendiri beragam yaitu ada yang terima atau biasa saja dan ada yang sampai terjadi konflik, kecewa dan dijauhi oleh keluarganya.

 

C. Perintah dan Keutamaan Membaca Al-Qur’an

1.  Perintah Membaca Al-Qur’an

Perintah membaca Al-Qur’an dimulai dari sejak diturunkannya Al-Qur’an kepada Rasulullah saat pertama kali menerima wahyu Bacalah dengan (menyebut) nama  Tuhanmu  yang  Menciptakan. Dia telah menciptakan  manusia  dari  segumpal  darah.  Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha   pemurah, yang   mengajar (manusia) dengan   perantaran   kalam.   Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Ayat ini menjelaskan  tentang perintah membaca Al-Qur’an ayat   ketiga   adalah   penegasan   perintah   membaca   terhadap   ayat   pertama,   denganpenegasan  ini  berarti  dapat  kita  maknai  bahwa  sangat  pentinglah  perintah  membaca  itu  karena dapan  menjadikan  kita  seorang  yang  panda,  pintar  dan  bijak.  Dan  Allah  menyebutkan  bahwa Allah Maha Mulia. Jika yang maha mulialah yang memerintahkan kita untuk membaca pasti Allah akan memberikan kemuliaan kepada orang-orang yang menjalankan perintahnya.[9]

Redaksi Perintah membaca dalam Al-Qur’an memiliki esensi yang sangat luar biasa. Al-Qur’an beberapa redaksi dalam perintah membaca Al-Qur’an yaitu qirâ’ah, tartîldan tilâwahdapat diterjemahkan dengan "membaca", sebagaimana yang biasa  digunakan  dalam  bahasa  Arab. Ketiga redaksi perintah “membaca” ini memiliki  penekanan  yang  bebeda walaupun memiliki   esensi  yang   sama.

Qira’ah merupakan   aktifitas  pertama  yang   harus dilakukan oleh   setiap   muslim terhadap   Al-Qur’an  yaitu  dengan  cara  membaca, menghafalkan   dan  berusaha  memahaminya   sehingga   mendapatkan   ilmu  dan  pelajaran darinya.  Adapun Tartîl bentuk perintah membaca yang berkualitas, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah  membaca  Al-Qur’an, sehingga  bacaannya  jelas, benar dan sesuai dengan bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan lafazh tîlâwah merupakan perintah untuk mengikuti bacaan dan hafalan yang benar tersebut dengan  pemamahan  yang benar  lalu  mengamalkannya,  sehingga  dengan  demikian  Al-Qur’an akan menjadi bacaan yang  benar sesuai dengan  kaidah dan Tartil.

Tartil di dalam membaca Al-Qur`an terbagi menjadi tiga macam yaitu: Tahqiq, Hader dan Tadwir.

a. Tahqiq ialah membaca Al-Qur`an dengan pelan -pelan, tenang, perlahan -lahan dan memikirkan  arti -artinya  serta  semua  hukum  tajwid  terpelihara  dengan  baik,  atau  hak (makhroj dan sifat)  semua huruf terbaca dengan terang dan jelas, bacaan semacam ini adalah  bacaan  madzhab  dari  Imam-imam  yangmembaca  mad  far`I  dan  isyba`  (3  alif),

b) Hader ialah  membaca  Al-Qur`an  dengan  cepat  tapi  semua  hukum  tajwid  terpelihara dengan  baik,  seperti  Qoshor,  ikhtilas,  badal,  idghom  kabir  dll,  dapat  terpelihara  dengan benar dan tepat, maksudnya sesuai dengan riwayat  yang mutawatir (kondang), bacaan semacam  ini,  ialah  madzhab  dari  Imam  Ibnu  Katsir,  Abu  Amer  dan  semua  Imam  Rowi yang membaca mad munfashil dengan (1 alif).

c) Tadwir Tadwir adalah membaca Al-Qur`an dengan cara  antara  tahqiq  dan  hader,  atau  antara pelan  dan  cepat,  tapi  mujawwid  (semua  hukum  tajwid  terjaga  dengan  baik  dan  benar). Madzhab  ini  adalah  madzhab  Imam-imam  yang  membaca  mad  munfashil  dengan panjang  2  alif  atau  2  ½  alif.

Berdasarkan  paparan  diatas  maka  keberhasilan  suatu pembelajarana  Al-Qur’an secara tartil dapat dilihat dari makhorijul khuruf, sifatul khuruf, idhar, ikhfa’, iqlab, mad, qolqolah, saktah, waqof dan   lain-lainya   sesuai   dengan   kaidah   tajwid.   Sehingga   dalam   ketartilan   suatu   bacaan   harus berdasarkan kepada kaidah tajwid tersebut.Dari  pengertian  di  atas  dapat  penulis  maksudkan  Pembelajaran  membaca  Al-Qur’an secara tartil  yaitu  suatu  proses belajar  Al-Qur’an  yang  dilaksanakan  oleh  ustadz  dan  ustadzah  dengan santrinya  guna  untuk  mengantarkan  santri  agar  dapat  membaca  Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan kaidah ilmu tajwid

 

2.  Keutamaan Membaca Al-Qur’an

قُلْ لَّٮِٕنِ اجۡتَمَعَتِ الۡاِنۡسُ وَالۡجِنُّ عَلٰٓى اَنۡ يَّاۡتُوۡا بِمِثۡلِ هٰذَا الۡقُرۡاٰنِ لَا يَاۡتُوۡنَ بِمِثۡلِهٖ وَلَوۡ كَانَ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ ظَهِيۡرًا‏

Artinya Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.

Dalam hadits Rasulullah bersabda bahwasanya Al-Qur’an kelak di akhirat akan datang memberi syafaat bagi orang yang membacanya. Inilah keutamaan Al-Qur'an yang perlu diingat bahwa pahala membaca al-Qur`an diperoleh bagi siapa pun yang membacanya, walau tidak memahami makna dan tafsirnya. Kendati kalau bisa memahaminya pahalanya tentu lebih baik dan lebih banyak pahalanya. Sebagian ulama menyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca al-Qur`an yang pahalanya bisa diperoleh kendati tidak memahamainya.

Rasulullah menganjurkan agar giat membaca Al-Qur’an dan memberi motivasi serta sugesti agar umatnya senang mempelajari Al-Qur’an. Berikut keuntungan yang akan di dapatkan dengan kegiatan membaca kitab suci itu:

a. Nilai pahala. Setiap membaca per satu hurufnya di nilai satu kebaikan.

b. Obat (terapi) jiwa yang gundah. Membaca Al-Qur’an bukan saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tentram dan sebagainya.

c. Memberikan syafaat. Al-Qur’an hadir memberikan pertolongan bagi orang-orang yang snantiasa membacanya di dunia.

d. Menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di akhirat. Dengan membaca Al-Qur’an maka seorang muslim akan ceria dan berseri-seri. Ia tampak anggun dan bersahaja karena akrab bergul dengan kalam Tuhannya. Lebih jauh, ia akan di bimbing oleh kitab suci itu di dalam meniti jalan kehidupan yang lurus.

e. Malaikat turun memberikn rahmat dan ketenangan. Jika AlQur’an di baca, malaikat akan turun memberikan si pembaca tu rahmat dan ketenangan. Seperti di ketahui ada segolongan malaikat yang di tugaskan untuk mencari majlis atau forum dzikir dan membaca Al-Qur’an. Jika malaikat menurunkan rahmat dn ketenangan otomatis orang yang membaca Al-Qur’an hidupnya akan selalu tenang, tentram, tampak anggun, indah, di sukai orang dan bersahaja.

Hal terpenting dalam kegiatan membaca Al-Qur’an ini adalah rutinitas, yakni membacanya secara terus menerus. Membaca AlQur’an perlu di jadikan aktivitas dan konsumsi sehari-hari. Dengan membaca perlahan akan memahami dan bisa menerapkan dan Hal terpenting dalam kegiatan membaca Al-Qur’an ini adalah rutinitas, yakni membacanya secara terus menerus. Membaca AlQur’an perlu di jadikan aktivitas dan konsumsi sehari-hari. Dengan membaca perlahan akan memahami dan bisa menerapkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika akhlak sudah berlandaskan Al-Qur’an pastinya itu sudah sesuai dengan syariat Islam.

 

D.  Mengenal Metode Pembelajaran Tsaqifa

Metode tsaqifa adalah sebuah metode alternatif pembelajaran untuk mengatasi buta huruf Al-Quran di kalangan umat Islam dirancang khusus untuk orang dewasa. Metodologi pembelajaran yang digunakan di buku ini adalah orang dewasa, simpel, praktis dan cepat. Maka tsaqifa tepat bila diajarkan kepada yang mempunyai kesibukan tinggi dan tidak mempunyai banyak waktu, ini sangat tepat karena untuk bisa membaca Al-Quran hanya perlu waktu lima kali pertemuan saja dan setiap pertemuan dengan durasi waktu satu stengah jam sudah cukup. Metode ini mempunyai karakteristik unik dibanding metode lain yaitu sistematis pola pembelajarannya, fleksibel sistem pengajarannya, variatif pembahasannya, praktis dan CBSA (cara belajar siswa aktif).

Garis besar dalam pengajaran metode tsaqifa yaitu per temama  pada tiap pertemuan. Buku metode ini merupakan buku yang yang berisi tentang cara cepat dan mudah dalam membaca Al-Quran selama lima kali pertemuan setiap pertemuan berdurasi satu setengan jam. Adapaun materi dari metode ini dibagi menjadi delapan materi pokok, berikut penjelasan materi tersebut:

Materi Pertama, mengenalkan 18 haruf hijaiyyah yang konsonannya sama dengan huruf latin. Materi kedua, mengenalkan sepuluh huruf hijaiyyah tetapi konsonanya tidak sama dengan huruf latin. Ketiga, mengenalkan huruf yang bervokal “a – i – u” (tanda baca fathah, kasrah dan dhamah).

Materi keempat, mengenalkan vocal akhiran An - In - Un ( tanda baca tanwin. Materi kelima, mengenalkan vokal Panjang Aa – Ii – Uu ( tanda baca mad). keenam, mengenalkan huruf asli mati ( tanda baca sukun). ketujuh, lebih mengenalkan tanda baca huruf dobel (tanda baca tasydid ). Tasydid adalah tanda baca yang terletak diatas huruf, yang berfungsi membuat huruf yang bertanda tasydid menjadi huruf dobel atau ganda. kedelapan, latihan membaca Al-Quran. Dalam buku ini tahapan mudah membaca Al-Quran bagi pemula di mulai dari surat an Naba’ ayat pertama.

Langkah-langkah pembelajaran metode tsaqifa ialah dengan dibagi kedalam 5 kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas 14 huruf hijaiyah yang konsonannya sama dengn huruf latin, pertemuan kedua, pengenalan 10 huruf hijaiyah yang pendekatan kemiripan bentuk huruf dari 14 huruf hijaiyah yang pertama.

Pertemuan ketiga, pengenalan tanda baca tanwin yaitu vokal akhiran yang di baca An-In-Un. Tanda baca baris dua (—ٌٌ —ٌٍ —ًٌ ) atau tanwin serta pengenalan tanda baca mad. Pertemuan keempat,  pengenalan tanda baca sukun yaitu huruf asli / mati. Dan pengenalan tanda baca tasydid atau huruf ganda/ dobel. ُْ ٌَ = LA + M (mati) = LAM ْٓ جِ = JI + N (mati) = JIN. latihan membaca al-quran dengan beberapa tahapan cara, dari latihan melafatkan perhuruf hingga perkata lalu per kalimat.

 Dalam latihan membaca Al-Quran, metode Tsaqifa lebih menekankan pada huruf sambung sesuai dengan harakatnya dari pada tajwidnya, karena untuk pemula melafadzkan huruf sesuai dengan harakatnya adalah hal yang lebih utama untuk dikuasai dari pada masalah hukum tajwid.

 

E.   Kelebihan dan kekuran Metode Tsaqifa

Setiap metode pasti memiliki yang namnanya kelebihan dan kekurangan.kelebihan materi  Tsaqifa ialah:



 

1.  Memiliki rumus dengan rangkaian kata seperti pengucapan sehari-hari

2.  Menggunakan system berjamaah

3.       Pembelajaran singkat system cepat dengan 5 kali pertemuan

4.       Metode ini mudah, cepat, menyenangkan, dan tidak membebani karena mempunyai beberapa karakter yang saling menunjang satu dengan lainnya

5.       Pola yang di pergunakan dalam setiap pembahasan adalah pola tetap,berurutan dan berkesinambungan

6.       Metode ini dapat di ajarkan dengan system fardiyah (privat) atau pun jama‘iyah (klasikal)

7.       Bisa di ajarkan kepada semua kalangan orang tua mau pun anak-anak.

8.       Tiap pembahasan mempunyai metode pengajaran yang berbeda sehingga menarik tidak membosankan dan tidak membeban

Adapun kelemahan metode ini yaitu

1.       Tidak di khusukan untuk anak-anak yang belum biasa membaca huruf latin karna itu sudah ada metode khusus unutuknya.

2.       Bukunya sulit di dapat di toko-toko.

3.       Penulisan latinnya Pada Penulisan translitersi pada huruf (to) seharusnya tho, huruf (ko) seharusnya qa dan huruf (so) seharusnya sho.

Menurut penulis materi tajwid merupakan materi penting dalam membaca Al-Qu’ran, tanpa mengerti dan faham materi tajwid  tentu dalam membaca Al-Quran akan kurang sesuai, apakah bacaan  tersebut di baca panjang atau bacaan tersebut di baca qolqolah, maka untuk mengetahui hal-hal tersebut dengan mendalami ilmu tajwid dan Alangkah baiknya ketika membaca Al-Quran di sertai dengan tajwid yang baik dan benar maka akan memperindah suara.

 

F.        Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Metode Pembelajaran Tsaqifa

Belajar membaca Al-Qur’an tentu para lansia memiliki factor pendukung serta penghambatnya masing-masing.

1.         Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam proses pembelajaran al-Qur’an perlu factor pendukung agar tercapainya pembelajaran. Hal yang sangat penting adalah kesadaran belajar yang tumbuh dari dalam diri ibu-ibu mualaf. Factor ini menjadi salah satu kekuatan yang menentukan Tingkat minat belajarnya. Tanpa kesadaran menjadikan kurang motivasi. Dukungan lain adalah pentingnya dukungan pasangan, dengan memberikan ruang dan waktu agar ibu-ibu sebagai isteri bisa belajar dengan leluasa.

Faktor pendukungnya yaitu sedikit dari ibu-ibu disana telah bagus bacaan Al-Qur’annya dikarenakan sudah terbiasa membaca AlQur’an dengan baik dan benar dari muda, selalu semangat belajar dan berusaha keras dalam mengingat dan menyempurnakan makhraj serta sifat huruf-huruf Al-Qur’an, dan sama halnya dengan motivasi lansia yang di terangkan oleh mujahid (2020) yaitu dengan mempunyai motivasi yang tinggi baik dari diri sendiri atau teman maupun keluarga untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar seperti yang kami ajarkan.

 

2.         Faktor Penghambat

Faktor penghambat dari penerapan metode tsaqifa adalah kekurangan waktu belajar secara mandiri setelah selesai pembelajaran. Penghambat yang lain adalah pelaksanaaan pembelajaran hanya sekali sepekan saja dikarenakan kurang waktu  luang.

 

G.  Implementasi Metode Tsaqifa dalam Pembelajaran Al-Qur'an bagi Ibu-Ibu Mualaf.

Sekilas tentang metode Tsaqifa, yang disusun oleh Ustadz Umar Taqwim, S.Ag. diterbitkan oleh Yayasan Islam Adz Dzikr, Pusat Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an Metode Tsaqifa Magelang dari cetakan pertama pada bulan Juli 1999 hingga cetakan ke tiga pada bulan Januari 2004.

Spesifikasi metode ini yaitu untuk kalangan dewasa yang sibuk, dengan kata lain tidak punya waktu yang cukup untuk belajar Al-Qur’an. Metode Tsaqifa hadir sebagai metode alternatif bagi mereka yang ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan baik namun memiliki waktu yang terbatas.  Hal ini sangat cocok dengan karakteristik ibu-ibu Mualaf dengan kegiatan dalam mengurus rumah Tangganya.

Orang yang mualaf setelah dewasa memiliki kemampuan membaca yang rendah. Mereka kesulitan membaca huruf hijaiyah yang bunyinya mirip. Sehingga metode ini sangat cocok untuk diterapkan pada Mualaf Center Subulussalam. Kemajuan dalam belajar membaca Al-Qur’an ada peningkatan kualitas baca Al-Qur’an dari peserta didik yang awal masuk sekolah belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik bahkan belum hafal dengan huruf hijaiyah, sekarang terlihat mampu membaca Al-Qur’an.

Implementasi Metode Tsaqifa dalam Pembelajaran Al-Qur'an bagi Ibu-Ibu Mualaf center Kota Subulussalam ialah Berdasarkan pengumpulan data melalui wawancara penelitian langsung ialah berdasarkan jawaban bu Ayu Ketika  mereka  diajarkan  metode  Tsaqifa,  dia merasa  cukup  senang  dan tidak bosan dalam belajar Al-Qur’an. Setiap ahad belajar al-Qur’an selalu datag cepat, bahkan ia merasa bahwa metode ini memang cukup simpel  dan  mudah,  serta  memotivasi dirinya untuk  belajar  Al-Qur’an dengan mengulang dirumah. 

Berdasarkan jawaban bu Dediana bahwa belajar menggunakan metode Tsaqifa ini semenjak belajar tsaqifa sangat mudah sekali karena memakai rumus nama saya yang mudah diingat. Menurut Ustadz Anton selaku pembimbing Jamaah Mualaf Center Subulussalam melihat perkembangan ibu ibu mualaf sangat signifikan. Setiap pekan ada perubahn yang ditamppilkandan perkembangan bacaan Al-Qur’an sudah ada yang menyelesaikan Tsaqifa ini sendiri dengan rutin mengikuti pengajian ahad. Menurtu Ustadz anton juga metode Tsaqifa ini berbeda dengan buku buku yang lain. Karena sangat cocok untuk kalangan orang tua.

Berdasar wawancara dengan Bu Nurli bahwa Metode Tsaqifa ini membantu ibu ibu mualaf untuk cepat membaca Al-Qur’an, perkembangan sangat signifikan karena sudah ada yang bisa membaca Al-Qur’an.

H.  Kesimpulan:

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa, metode pembelajaran yang yang digunakan di mualaf Center Kota Subulussalam adalah metode Tsaqifa telah membawa dampak positif dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an pada Ibu-Ibu Mualaf Center Kota Subulussalam. Dengan penerapan metode ini, para ibu mualaf dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an mereka dengan lebih baik, memperkuat pemahaman, dan membangun komunitas yang kuat.

Metode Tsaqifa merupakan inovasi yang efektif dalam pembelajaran Al-Qur'an dan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas muslim lainnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur'an. Efektifitas penerapan metode pembelajaran dengan metode Tsaqifa sudah efektif dan cocok dengan usia ibu-ibu mualaf yang sedang belajar Al-Qur’an di Mualaf Center. Kekurangan waktu hanya sepekan sekali, faktor usia sangat menunjang pproses pembelajaran di mualaf center Subulussalam sendiri.

 

 

Daftar Pustaka

Al-Qur’an

Abdillah, Arafat Noer. “Pemberdayaan Mualaf Pasca Konversi Di Mualaf Center Yogyakarta.” Jurnal Tarbiyatuna 11, no. 1 (June 1, 2020): 23–30. doi:10.31603/tarbiyatuna.v11i1.3200.

Ikran, Ikran, Hasan Basri, Muh Ikhsan, and Sitti Fauziah M. “MANAJEMEN PEMBINAAN MUALLAF KOTA KENDARI (Studi Kasus Lembaga Bina Muallaf-Kaum Dhuafa).” Al-Munazzam : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Manajemen Dakwah 2, no. 1 (August 18, 2022): 45. doi:10.31332/munazzam.v2i1.4289.

KBBI/Daring. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Versi Online.” Kbbi.Kemdikbud.Go.Id. kbbi.kemdikbud.go.id, n.d. https://kbbi.web.id/.

Moch Mardiansyah Al Afghani. “Survei Buktikan Kemampuan BTQ Masyarakat Indonesia 2023 Cukup Tinggi.” Www.Antaranews.Com, 2023. https://www.antaranews.com/berita/3768246/kemampuan-baca-tulis-al-quran-masyarakat-indonesia-tinggi-pada-2023.

Rokhmat Subagiyo. Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep Dan Penerapan. Jakarta: Alim’s Publishing, 2017.

Setyawan, Setyawan. “Esensi Perbedaan Redaksi Perintah Membaca Dalam Al-Qur’an.” Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 7, no. 01 (May 30, 2022): 45. doi:10.30868/at.v7i01.2343.

Sinta, Ari Dyah, and M Falikul Isbah. “Filantropi Dan Strategi Dakwah Terhadap Mualaf: Kolaborasi Mualaf Center Yogyakarta, Dompet Dhuafa, Dan Rumah Zakat Di Yogyakarta.” KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 13, no. 1 (August 27, 2019): 15–31. doi:10.24090/komunika.v13i1.2284.

Suriansyah, Muhammad Arsyad. “Implementasi Metode Talaqqi Dan Musyafahah Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Di SD Swasta Salsa.” Fitrah: Journal of Islamic Education 1, no. 2 (January 29, 2021): 216–31. doi:10.53802/fitrah.v1i2.27.

Syihab, M. Quraisy. Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

 

 



[1] Moch Mardiansyah Al Afghani, “Survei Buktikan Kemampuan BTQ Masyarakat Indonesia 2023 Cukup Tinggi,” Www.Antaranews.Com, 2023, https://www.antaranews.com/berita/3768246/kemampuan-baca-tulis-al-quran-masyarakat-indonesia-tinggi-pada-2023.

[2] Q.S Al-‘Muzzammil ayat 4

[3] M. Quraisy Syihab, Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002).

[4] Definisi Mualaf KBBI/Daring, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Versi Online,” Kbbi.Kemdikbud.Go.Id (kbbi.kemdikbud.go.id, n.d.), https://kbbi.web.id/.

[5] Muhammad Arsyad Suriansyah, “Implementasi Metode Talaqqi Dan Musyafahah Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Di SD Swasta Salsa,” Fitrah: Journal of Islamic Education 1, no. 2 (January 29, 2021): 216–31, doi:10.53802/fitrah.v1i2.27.

[6] Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep Dan Penerapan (Jakarta: Alim’s Publishing, 2017).

[7] Ari Dyah Sinta and M Falikul Isbah, “Filantropi Dan Strategi Dakwah Terhadap Mualaf: Kolaborasi Mualaf Center Yogyakarta, Dompet Dhuafa, Dan Rumah Zakat Di Yogyakarta,” KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 13, no. 1 (August 27, 2019): 15–31, doi:10.24090/komunika.v13i1.2284; Arafat Noer Abdillah, “Pemberdayaan Mualaf Pasca Konversi Di Mualaf Center Yogyakarta,” Jurnal Tarbiyatuna 11, no. 1 (June 1, 2020): 23–30, doi:10.31603/tarbiyatuna.v11i1.3200.

[8] Ikran Ikran et al., “MANAJEMEN PEMBINAAN MUALLAF KOTA KENDARI (Studi Kasus Lembaga Bina Muallaf-Kaum Dhuafa),” Al-Munazzam : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Manajemen Dakwah 2, no. 1 (August 18, 2022): 45, doi:10.31332/munazzam.v2i1.4289.

[9] Setyawan Setyawan, “Esensi Perbedaan Redaksi Perintah Membaca Dalam Al-Qur’an,” Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 7, no. 01 (May 30, 2022): 45, doi:10.30868/at.v7i01.2343.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Efektif dalam Keluarga Kunci Membangun Hubungan yang Harmonis

Problematika Pasangan Pernikahan Dini Di Kecamatan Simpang Kiri